Selama 16 tahun menerapkan teknologi IoT di sektor pertanian Indonesia, saya melihat bagaimana perangkat pintar ini telah mengubah cara petani mengelola lahan mereka. IoT atau Internet of Things adalah teknologi yang menghubungkan berbagai peralatan ke internet, memungkinkan pemantauan dan pengendalian jarak jauh.
Di bidang pertanian, IoT hadir dalam bentuk sensor-sensor pintar yang dipasang di kebun. Misalnya, sensor kelembaban tanah yang memberi tahu kondisi tanah melalui smartphone. Ketika tanah terlalu kering, petani akan mendapat notifikasi untuk segera mengairi tanaman. Bahkan beberapa sistem bisa mengaktifkan irigasi secara otomatis.
Sensor cuaca mini juga populer di kalangan petani modern. Alat ini bisa memperkirakan cuaca lokal dengan lebih akurat dibanding prakiraan cuaca umum. Data seperti suhu slot pulsa, kelembaban udara, dan kemungkinan hujan bisa diakses langsung melalui aplikasi di HP, membantu petani merencanakan kegiatan pertanian dengan lebih baik.
Untuk memulai menggunakan IoT, petani bisa mencoba sensor kelembaban tanah sederhana seharga 500 ribu rupiah yang terhubung ke smartphone. Setelah terbiasa, bisa ditingkatkan ke sistem yang lebih lengkap seperti stasiun cuaca mini atau sistem irigasi otomatis.
Tertarik mencoba? Hubungi Balai Penyuluhan Pertanian terdekat yang kini banyak memberikan pelatihan teknologi IoT untuk petani. Beberapa startup pertanian juga menyediakan konsultasi gratis untuk penerapan IoT di kebun Anda.